Ramadhan tiba... Ramadhan
tiba, tiba..tiba Ramadhan, tiba.....tiba Ramadhan.
*sambilnyanyi
Assalamuallaikum semuanya,
selamat datang bulan Ramadhan, alhamdulilah kita kembali dan bertemu lagi di
bulan ramadhan ini. Selamat Beribadah Puasa Semua.
2. Aktivitas yang tidak
telupakan di bulan Ramadhan
Nah bulan ramadhan sangat
berbeda dengan bulan lainya, kalau bulan biasa, kita bisa makan siang hari,
kalau di bulan ramadhan kita tidak boleh makan di siang hari, haha iya iyalah
namanya juga puasa.
Yang pertama saat masih
SD dan SMP, kita itu selain dapat liburan panjang, kita juga dikasi Pekerjaan
Rumah atau disingkat dan lebih dikenal dengan sebutan PR. PRnya iya itu, kita
dikasi sebuah buku, buku legendaris, yang ada pada saat bulan Ramadhan, buku yang
kebanyakan orang menyebutnya BUKU RAMADHAN, isi dan tugasnya iya itu, untuk mencatat isi
ceramah-ceramah dari para penceramaah atau Ustad saat di bulan ramadhan.
m.kaskus.co.id |
Dengan buku inilah,
kehidupan atau suasana ramadhan jadi bewarna. Kita diharuskan menulis isi
ceramah dari taraweh, maupun ceramah jumat. Nah di buku tersebut juga ada
tulisan Puasa dan Sholat lima waktu, kalau kita puasa, kolom tulisan itu di
centrang dan begitu juga dengan sholat. *sudah macam catatan dosa aja iya kan, Dan setelah mencatat apa yang kita
dengar dari ceramah ustad, pas taraweh, kita juga harus menunggu tanda tangan dari
penceramahnya. Nah ini, rasanya pada saat itu, ketika dapat tanda tangan
penceramahnya senang gimana gitu, kita harus menunggu selesai taraweh, kemudian
baru dapat tandatangannya.
Setelah Buku Ramadhan, selanjutnya aktivitas
lain yaitu TADARUSAN. Iyaps Sebagai Remaja Mesjid, ini
biasanya, gue dan temen-temen ngelakuinnya setelah Sholat Taraweh, biasanya
tujuan tadarusan selain mengisi waktu, cari pahala dan ada tujuan lain
sih, yaitu cari kue. Yak, ketika tadarusan, banyak dari warga sekitar
saat itu menyumbangkan kue untuk kami.
Nah sehabis tadarusan
biasanya kami tetep di mesjid ya, aktivitas selanjutnya yaitu TIDUR DI MESJID. Aktivitas ini biasanya sering dan
hanya dilakukan pada bulan ramadhan. Saat itu bukan itikaf iya. Tidur dimesjid,
iya itu cara kami untuk menunggu sahur dan menunggu untuk membangunin
orang-orang sekitar perumahan/komplek untuk sahur.
Jadi aktivitas
selanjutnya setelah tidur dimesjid yaitu MEMBANGUNIN ORANG SAHUR. Banyak aktivitas yang kami lakukan di
Mesjid. Salah satunya membangunin orang untuk sahur. Membangunin orang sahur
merupakan sebuah tradisi dari indonesia yang hanya dan dilakukan pada saat
bulan ramadhan saja. Nah untuk membangunkan orang sahur kan, kita perlu
beberapa alat band yang di gunakan mulai dari Pentungan yang terbuat dari
bambu, ember bekas sebagai beduknya, botol bekas dan kencrengan. Dan
kadang-kadang beduk besar yang ada di mesjid, tapi ding, beduk tersebut jarang
kami gunain, karena terlalu besar kali iya.
Saat itu kami memulai
keliling membangunin warga untuk sahur pas jam 03.00 pagi, selesai keliling
komplek jam setengah 4 pagi, kemudian kami membubarkan diri, kembali kerumah
masing-masing untuk Sahur, terkadang sih, selesai membangunin orang sahur,
kerena dapat sumbangan nasi dari warga, jadi kami sahur bareng. Masih ingat
lagi tentang bangunin orang sahur, dengan beberapa alat musik seadanya yang
kami gunakan, yang tadi gue jelasin. Rupanya kata sahur - sahur bisa di kreasi
menjadi sebuah musik yang enak untuk didengarkan dan lagi ini iya kami pernah
berkreasi dengan lagu kata sahur-sahur tersebut.
Nah kebetulan gue punya
dokumentasinya, berikut lagu dan kreasi dari kami, gimana menurut kalian, hehe,
lumayanlah iya dari pada lumanyun.
Nah kami saat itu juga diberi kesempatan dan di liput oleh media,
saat itu, yah namanya masih remaja, jadi masuk kamera rasanya gimana gitu, nah
berikut video dari Media lokal yang meliput kami saat membangunin orang sahur.
Aktivitas membangunin orang sahur
saat itu adalah merupakan aktivitas yang menyenangkan, selain mengisi luang
waktu liburan, berkumpul sama temen-temen, yahp, kita juga lumayan dapat pahala
di bulan ramadhan dengan membangunin orang atau warga sekitar untuk sahur.
Next aktivitas lainnya yaitu JALAN-JALAN, yo
dari jalan-jalan Subuh dan Jalan-jalan Sore. Ini bisa dibilang juga tradisi
saat ramadhan. Biasanya jalan-jalan itu dengan jalan kaki, menaiki Sepeda
dan juga Motor, biasanya sih ada fasenya, saat masih kecil biasanya jalan kaki
keliling komplek, ini dilakukan saat selesai sholat subuh bareng, atau pada
saat sore hari menunggu buka puasa. Kalau sore hari, orang sering menyebutnya
ngabuburit. Kemudian jalan-jalan santai sama rombongan. Dan kalau sudah
beranjak remaja kisaran SMP gitu, jalan-jalannya mengunakan sepeda dengan rute
iyah lumayan jauh, dan di fase selanjutnya iya mengunakan motor, keliling kota
sambil mengisi waktu luang. Oww tapi iya, yang gue lihat sekarang anak SD sudah banyak yang bawak motor. Fase jalan kaki dan bersepeda mereka lewatkan. Uff sayang.
MEMANCING, memancing ikan iya, bukan memancing
keributan, nanti puasanya batal lagi. Nah kalau memancing sih bisa juga di
lakukan saat bulan puasa, aktivitas ini bisa dibilang yah cukup menyenangkan
dilakukan saat bulan puasa. Sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Terakhir, ini bukan aktivitas iya, masih
bingung merangkai katanya gimana, ini iya sebuah mitos atau fakta saat itu,
kalau mau lihat cewek Komplek/perumahan yang cantik iya lihat aja di mesjid,
kita bakal ketemu, karena pada saat itu mereka akan ngumpul untuk menjalankan
sholat taraweh, nah biasanya yang ini pas ketemu antara geng yang cowok dan
yang cewek, sering di jodoh jodohkan gitu, padahalkan saat itu masih kecil, lah
dasar monyet-monyetan.
BACA JUGA IYA : SEBUAH KISAH KLASIK DI BULAN RAMADHAN
(CERITA PERTAMA)
Okke temen-temen semua, itu aja yang
ingin gue ceritakan dan share ke kalian, sebuah pengalaman yang tidak
terlupakan selama ramadhan.
Dengan bertambah umur, suasana -
suasanya ramadhan pasti akan ada perubahannya, akan ada masa-masanya. Yang tadi
tersebut merupakan sebuah pengalaman yang gue rasain selama bulan ramadhan
belakangan silam ini. Sebuah kisah klasik yang mungkin terus dikenang sampai akhir
nanti.
Untuk sekarang ini gue bersukur dan
masih dipertemukan dengan bulan ramadhan mudahan bulan ini menjadi bulan yang
berkah buat kita semua, aamiin.
Oke
itu aja cerita dari BLOG SIUNTHEL,
sebuah kisah klasik di Bulan Ramadhan.
(CERITA PERTAMA) dan (CERITA KEDUA). Terimakasih buat
kalian semua yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan ini, dahh.
Sampai ketemu lagi di tulisan selanjutnya.
Selamat Menjalankan
Ibadah Puasa🙏
Ket
: cerita ini sambungan dari Cerita Pertama dihalaman sebelumnya.
aku dulu selalu belajar buat TTD ustad masjid di kampung
ReplyDeletejadi, kalo males tarawih bisa dipalsu hehehe
Haha,ak juga pernah ngelakuin kayak gitu. Karena males antri tanda tangan ustad jadi coba tada tangan sediri :-)
DeleteJadi kangen masa-masa itu, Mas.
ReplyDeleteTerlebih nginep di masjid duh asik dan kangen masa itu. Jam 3 udah keliling bangunkan orang sahur dengan gerobak sambil dorong bedug, duh kangen..he
Iya kan, masa-masa yang menyenangkan iya ndi :-)
DeleteDari buku tersebut, gua menyadari, ramenya nunggu tanda tangan itu hehe
ReplyDeleteHaha iya, sampai berebutan hanya untuk minta tanda tangan ustadnya.
DeleteDi kampung saya buku itu kalau tidak salah namanya buku Amaliah Ramadhan. Kebayang tuh antrinya saat minta tanda tangan penceramah, trus saya juga sering tidak jujur mengisi jumlah puasa dan shalat wajib. Seringnya dicentang semua padahal shalatnya bolong-bolong.
ReplyDeleteHaha, aku juga penah mbak. Saat itu biar tidak dimarahi dan biar dapat nilai bagus, jadi di contreng semua.
DeletePernah ikut tabuh rebana keliling komplek, seru sih tapi tangan nih merah hehe
ReplyDeleteUntungnya aku shalat tarawih selalu disamping ibu jadi nggak tahu ada yang jahil
hehe
This comment has been removed by the author.
DeleteHaha, cari aman iya, sisamping ibunya, biar tidak ada yang jailin.
DeleteWah iya dulu waktu sd gue kalau terawih suka bawa buku ramadhan. Seru sih itu. Hahahaha
ReplyDeleteIya kan, padahal tidak terlalu mengerti apa yang dicatat di buku itu, haha.
DeleteBangunin orang sahur
ReplyDeleteAneh
Orang saur kan pasti udah bangun, udah bangun buat saur
Lah trus buat apalagi dibangunin, orang udah bangun dibangunin lagi
Aneh
Kalo buku taraweh itu bingungnya pas nulis is ceramah, bingung Engga sempet nulis ucapan pak ustad pas ceramah dari awal sampe akhir
Iya lah niki, terserah, hahaha.
DeleteBelum sempat catat ceramahnya, ustadnya sudah selesai ceramahnya, jadi tidak ada yang di catat.
Tujuan sampingan tadarus ternyata nyari kue juga yaa!!
ReplyDeleteHaha, iya nih mas.
DeleteHuohohoooo.... aku nggak pernah tergabung dalam parade mbangunin orang sahur. Yaaa... soalnya... bahaya sih, kan cewek, hehehe.
ReplyDeleteciyeeee yang diliput sama mediaaa... duh senengnyaaa
memang bener yeee, pepatah bilang "Bidadari-bidadari surga akan turun pada bulan ramadhan, lebih tepatnya saat sholat taraweh". hahaha
Cie masuk tv.
DeleteIya kan :-)
Padahal itu buku diary ramadan, kalau di sekolahku dulu, juga nggak dikupulin ke guru agama. Nyesel banget nggak sih, udah niat-niat nulis materi kultum sama ceramah sholat jum'at, etapi ending-endingnya nggak nambah nilai agama di rapor kita XD wahahaha
ReplyDeleteHaha iya juga sih, terkadang juga tidak berpengaruh ke nilai kita.
DeleteSeru kali yak. Wkwkwkwk. Selamat menjalankan ibadah puasa ya bro! :D
ReplyDeleteMakasih, sama-sama, 😊🙏
Deleteitu dulu mas, 15 tahun yang lalu bagi saya.. :))
ReplyDeleteselamat berpuasa
blogwalking dulu sambil ngabuburit :))
Happy blogwalking dan ngabuburitnya iya mas :-)
Deletewuih, mancing, enak bingit itu buat ngabuburiti, waktu jadi gak berasa, karena fokus sama calon pancingan, hehehhe
ReplyDeleteIya nih mbak, memancing bisa gak kerasa waktu puasanya.
DeleteMomen minta tanda tangan penceramah dan imam salat Tarawih itu cukup ngangenin, sih. Haha.
ReplyDeleteKalau JJS (Jalan-Jalan Subuh) dari sehabis salat Subuhan sampai jam 7 atau 8, itu juga saya rutin lakuin zaman SD-SMP. Asyik buat main sepeda~ Bahkan, sewaktu SMK saya juga luangin buat belajar naik motor. Ehehe.
Aku juga belajar naik motor pas puasa, seru sih,
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete