Tanjungpinang atau (disingkat Tg. Pinang) adalah ibu kota dari
Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Yang terletak di koordinat 0º5' Lintang
Utara dan 104º27' Bujur Timur, tepatnya di selatan Pulau Bintan. Merupakan kota
yang syarat akan adat dan istiadat melayu. Dengan luas wilayah sebesar 239,50
kilometer persegi da jumlah penduduk mencapai 143.378 orang. Kota tanjungpinag
memiliki kondisi geografis yg sebagian berbukit-bukit dan lembah-lembah landai
sampai ke tepi laut.
Kondisi geografis yang terdiri dari
beberapa pulau merupaan keistimewaan sendiri bagi Kota Tanjungpinang, Salah
satunya pulau yang sarat dengan sejarah adalah Pulau Penyengat,Pulau ini tidak
terlalu besar, hanya 3,5km2 akan tetapi di pulau ini terdapat banyak
peninggalan,berupa cagar budaya dengan wujud bangunnan-bagunan arsitektural,makam
dan situs-situs sejarah. Selai itu pulau penyengat terletak pada lokasi yang
sangat strategis yaitu berada di sebelah barat kota Tanjungpinag, dan untuk
menjangkaunya hanya membutuhan waktu tak lebih dari 15 menit dengn transportasi
laut.
|
Tanjungpinang Terletak di pulau Bintan |
Sejarah singkat Tanjungpinang
Tanjungpinang
telah dikenal sejak lama. Hal ini disebabkan posisinya yang strategis di Pulau
Bintan sebagai pusat kebudayaan Melayu dan lalu lintas perdagangan. Sejarah
Tanjungpinang tidak terlepas dari Kerajaan Melayu Johor-Riau.
Nama
Tanjungpinang, diambil dari posisinya yang menjorok ke laut yang banyak
ditumbuhi sejenis pohon pinang. Pohon yang berada di Tanjung tersebut yang
merupakan petunjuk bagi pelayar yang akan masuk ke Sungai Bintan. Tanjungpinang
merupakan pintu masuk ke Sungai Bintan, dimana terdapat kerajaan Bentan yang
berpusat di Bukit Batu.
Keberadaan Tanjungpinang semakin
dikenal pada masa Kerajaan Johor pada masa Sultan Abdul Jalil Syah yang
memerintahkan Laksemana Tun Abdul Jamil untuk membuka suatu Bandar perdagangan
yang terletak di Pulau Bintan, tepatnya di Sungai Carang, Hulu Sungai Riau.
Bandar yang baru tersebut menjadi Bandar yang ramai yang kemudian dikenal
dengan Bandar Riau. Peranan Tanjungpinang sangat penting sebagai kawasan
penyangga dan pintu masuk Bandar Riau.
Kepiawaian pemerintah pada masa itu
menjadikan Bandar Riau merupakan bandar perdagangan yang besar dan bahkan
menyaingi bandar Malaka yang masa itu telah di kuasai Portugis dan akhirnya
jatuh ke tangan Belanda.
Dalam beberapa riwayat di kisahkan para
pedagang yang semulanya ingin berdagang di Malaka kemudian berbelok arah ke
Riau, dan bahkan orang-orang Malaka Membeli Beras dan kain di Riau. Hal ini
disebabkan bandar Riau merupakan kawasan yang aman dengan harga yang relatif
bersaing dengan bandar Malaka.
Selain sebagai pusat perdagangan,
Bandar Riau dikenal sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Johor - Riau. Beberapa
kali pusat pemerintahan berpindah - pindah dari Johor ke Riau maupun
sebaliknya.
Keberadaan Tanjungpinang semakin
diperhitungkan pada peristiwa Perang Riau pada tahun 1782-1784 antara Kerajaan
Riau dengan Belanda, pada masa Pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji
Fisabilillah. Peperangan selama 2 tahun ini mencapai puncaknya pada taggal 6
Januari 1784 dengan kemenangan pada pihak kerajaan Melayu Riau yang ditandai
dengan hancurnya kapal komando Belanda "Malaka's Wal Faren". Dan
mendesak Belanda untuk mundur dari perairan Riau. Bersempena peristiwa tersebut
6 Januari diabadikan sebagai hari jadi Tanjungpinang.
Selang beberapa bulan dari peristiwa
tersebut, Raja Haji dan Pasukan Melayu Riau menyerang Malaka sebagai basis
Pertahanan Belanda di Selat Malaka. Tetapi dalam peperangan di Malaka tersebut
Pasukan Riau mengalami kekalahan dan Raja Haji sebagai komando perang Wafat.
Atas perjuangan beliau, Raja Haji kemudian dikenal sebagai Pahlawan Nasional.
Dibawah kekuasaan bangsa bugis Riau
berkembang menjadi salah satu pusat perdagangan internasional. Riau tidak hanya
menarik pedagang dari tanah bugis tetapi juga Inggris, Cina, Belanda, Arab dan
India.
Disisi lain perkembangan kekuatan
Politik dan Militer Riau menimbulkan kebimbangan Belanda yang menduduki Malaka
saat itu. Dalam tahun 1784, sebuah armada Belanda dengan kekuatan 13 kapal,
1594 prajurit, mengepung dan menyerang Riau(sekarang kawasan Tanjungpinang).
Pada 6 Januari 1784 belanda berhasil di paksa mundur ke Malaka berkat bantuan
Selangor dan berhasil mengepung Melaka.
Sesudah itu pada 1 Juni 1874 sebuah
armada pertempuran dari batavia yang berkekuatan 6 kapal, 326 meriam dan 2130
prajuritnya berhasil memecahkan blokade Bugis atas Malaka. Pertempuran ini
telah menewaskan pimpinan tertinggi Bangsa Bugis yaitu Raja Haji yang telah
berhasil mengumpulkan kekuatan diantara bangsa Bugis sendiri dan Melayu dalam
usahanya mengusir Belanda atas pendudukan Malaka.
Tanjungpinang juga dikenal sebagai
Keresidenan Belanda dengan residen pertamanya David Ruhde. Penempatan
keresidenan Belanda ini terkait atas penguasaan Wilayah Riau yang sempat
mengalami kekalahan pada peperangan di Malaka. Untuk kemudian Belanda membangun
Tanjungpinang sebagai Pangkalan Militer.
Kemunduran kerajaan Melayu Riau
semakin jelas sejak adanya Traktat London 1828 yang merupakan perjanjian
tentang pembagian kekuasaan di Perairan Selat Malaka, dimana wilayah
Riau-Lingga dibawah kekuasaan Belanda, Johor-Pahang dan sebagian wilayah
semenanjung dikuasai olah Inggris. Melalui peristiwa ini pulalah yang
memisahkan keutuhan kerajaan Riau-Johor-Pahang-Lingga, dan kemudian Kerajaan
ini dikenal dengan sebutan Riau-Lingga. Dan Singapura yang kala itu dibawah
kerajaan Riau ditukar ganti dengan Bengkulu yang kala itu dibawah kerajaan
Inggris.
Sejak Belanda menguasai wilayah
Kerajaan Riau dan campur tangannya dalam Kerajaan, membuat kerajaan Riau
mengalami kemunduran, hingga puncaknya terjadi pada saat pemecatan Sultan Riau
oleh Belanda pada tahun 1912. Sultan kala itu tidak mau menandatangani Surat
pemberhentian tersebut dan lebih memilih untuk pindah ke Singapura. Dan sejak
saat itu berakhirlah Kesultanan Riau-Lingga dengan dihapuskannya wilayah
Riau-Lingga dari peta Keresidenan Belanda. Dan Keberadaan Tanjungpinang tetap
menjadi daerah pusat keresidenan Belanda.
Keberadaan Belanda sempat digantikan
Jepang dan Tanjungpinang pada waktu itu dijadikan Pusat Pemerintahan Jepang di
wilayah Kepulauan Riau. Dan kemudian kembali lagi dipegang Oleh Belanda.
Kemerdekaan Indonesia tahun 1945
mengakhiri pendudukan belanda atas wilayah Kepulauan Riau. Tahun 1950, Belanda
menyerahkan wilayah Kepulauan Riau Kepada pemerintah Indonesia.
Tanjungpinang juga menjadi ibu kota
Kepulauan Riau berdasarkan Undang-Undang Nomor 58 1948.Tahun 1957 berdasarkan
Undang-undang No. 19 Tahun 1957 dibentuklah Propinsi Riau dengan ibukotanya
Tanjungpinang, namun tahun 1960 ibukota dipindahkan ke Pekanbaru.
Setelah lama menjadi ibukota
Kabupaten Kepulauan Riau, kemudian dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun
1983 tanggal 18 Oktober 1983 Tanjungpinang ditetapkan sebagai Kota
Administratif.
Dan kemudian berdasarkan
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2001 Tanjungpinang ditetapkan sebagai Kota Otonom.
Dan saat ini Tanjungpinang menjadi Ibukota Provinsi Kepulauan Riau.
Wilayah
Tanjungpinang
Wilayah administrasi pemerintahan Kota Tanjungpinang dibagi
menjadi 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Kecamatan-kecamatan di Kota
Tanjungpinang adalah: Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang Kota, Bukit Bestari,
dan Tanjungpinang Timur
Iklim da
Musim
Kota Tanjungpinang' maupun
Pulau Bintan keseluruhan beriklim tropis dengan temperatur 23 °C – 34 °C.
Tekanan udaranya berkisar antara 1.010,2 mbs dan 1.013,7 mbs. Secara resmi
memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Tidak ada perbedaan musim yang
mencolok di daerah ini. Hujan dapat turun sepanjang tahun. Namun setiap akhir
sampai dengan awal tahun terjadi "Angin Utara" yang sangat berbahaya
dengan gelombang yang sangat kuat.
Suku
Suku Melayu merupakan kelompok etnik yang dominan di kota ini,
selain itu terdapat juga etnik Tionghoa, Jawa, Minang, Bugis dan Batak.
Sementara bahasa yang digunakan umumnya Bahasa Melayu selain dari pada Bahasa
Indonesia.
Berikut Gambar Tentang Tanjungpinang
|
Pelabuhan : Sri Bintan Pura |
|
Doloe |
|
Sekarang |
|
Kantor Walikota Tanjungpinang |
|
Kantor DPRD Tanjungpinang |
|
UMRAH (Universitas yang ada di Tanjungpinang |
| |
| Mesjid Dompak |
|
|
|
Sumber data : http://tanjungpinang-ss.blogspot.com
Sumber Gambar : Google
Demikianlah pembahasan tentang Tanjungpinang
Ih..keren x pun kampung awk di blog ini..wkwkw
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete