Hallo semuanya*gaya slow
Raditya Dika.
Seperti judul diatas,
kali ini gue ingin membahas sedikit tentang beberapa strategi marketing yang
dilakukan para tokoh politik khususnya di Indonesia ini.
Untuk sekarang ini, karena
lagi musim pemilu, jadinya gue tertarik nih membahas sisi lain di dunia politik
yaitu dari sisi promosi diri mereka dalam merebut suara konstituen. Tenang untuk pembaca blog ini, gue tidak
lagi membahas hal yang berat dan isu yang lagi panas kok, karena politik saat
ini emang sudah panas 😂, nah ini dari sisi lainnya. Setiap tokoh politik untuk menjadi
pemimpin dan juga wakil kita di DPR pusat maupun daerah, yang akan nantinya
menentukan kebijakan di Indonesia, pastinya perlu mempromosikan dirinya atau
lebih tepatnya memperkenalkan dirinya dengan berbagai macam cara, salah satunya
silahturahmi langsung dan mengunakan alat peraga, agar dikenal dan mendapatkan
konstituen dan akhirnya para memilih, memilih dia.
Nah berikut akan gue
bahas beberapa strategi marketing para tokoh politik,
1. Promosi
Melalui Baleho, Spanduk, Billboard dan Sejenisnya.
Promosi ini adalah promosi yang
sering digunakan oleh para tokoh politik dalam mempromosikan dirinya saat
kampanye, untuk merebutkan suara pemilih. Kalau sudah musim politik gini, tidak
heran jika dijalan - jalan pinggir jalan rumah kita dan jalan raya di penuhi
dengan poster baleho dan spanduk promosi para tokoh politik yang ingin menjadi
wakil kita nantinya.
Strategi ini adalah hal
yang seringkali digunakan, yang kemungkinan besar dengan adanya ini, mereka
bakal di kenal dan berharap besar para pemilih dapat memilih mereka.
Disini bakal gue ngebaas tipis-tipis. Setiap para tokoh politik
pastinya di berikan alat peraga dalam memperkenalkan dirinya seperti salah
satunya lewat baleho. Mereka bersaing dengan perusahaan prodak yang beriklan
dengan metode yang sama. Disini ada hal yang unik yang akan gue bahas, karena
promosinya mengunakan baleho dan spanduk kayak gini, ada yang memanfaatkannya
seoptimal mungkin dan ada juga yang ngelantur, yang meletakan alat peraga
seperti baleho dan spanduk di sembarang tempat. Mungkin dimaklumi ada beberapa
faktor yang membuat demikian. Yah semua promosi tergantung dari budget
masing-masing para tokoh politik.
Dalam penetapan baleho atau spanduk, yang pertama harus di
perhatikan adalah tata letak, yah sebagai konsumen atau dalam dunia politik pemilih, gue akan membaca baleho yang letaknya kemungkinan bisa gue baca,
seperti letak di tempat-tempat strategis seperti yang sudah sering digunakan
sih di samping jalan-jalan dekat lampu merah. Bagi pengendara, kemungkinan besar dia
akan melirik dan bahkan membaca baleho atau spanduk yang kalian buat dalam
promosi diri kalian.
Dan lagi, ini yang sangat meresahkan menurut gue iya, kalau memasang baleho janganlah letak sama Persis di
tempat orang yang sudah duluan pasangan baleho. Bukan tak boleh, kalau semua
tokoh politik meletakkan baleho di tempat yang sama persis, orang yang lihat akan
menjadi bingung, dan aneh aja.
Seandainya nihh kalau balehonya bisa ngomong dengan banyak baleho
di sampingnya, dia akan bilang gini
"Pilihlah saya, saya terbaik",
baleho sebelahnya langsung nyaut "owh tidak semudah itu fulgoso saya lah orang yang terbaik",
baleho sebelahnya lagi nyambut "tidak saya lebih baik",
disampingnya "akulah lebih baik".
Ujung-ujungnya sesama baleho itu jadi berantem untuk menunjukan siapa yang terbaik.
"Pilihlah saya, saya terbaik",
baleho sebelahnya langsung nyaut "owh tidak semudah itu fulgoso saya lah orang yang terbaik",
baleho sebelahnya lagi nyambut "tidak saya lebih baik",
disampingnya "akulah lebih baik".
Ujung-ujungnya sesama baleho itu jadi berantem untuk menunjukan siapa yang terbaik.
Kan yang baca juga bingung lihatnya, ujung-ujungnya hanya jadi
beleho yang ngerusak pemandangan, nah letaklah di tempat yang tidak ditempatkan
banyak baleho lain.
Next lagi, baleho juga janganlah letak di sembarangan tempat, jangan pula
merusak lingkungan dengan meletakkan di dekat pohon, mengaitkan dengan paku untuk
menempelkan baleho, dan lagi menempel -nempel striker ditempat rumah orang, tanpa seizin pemiliknya.
Kemudian masih membahas tentang baleho, kalau aku sih lebih suka
melihat tulisan isi dari baleho tersebut, kalau bisa di isi profil kalian para
tokoh politik kemudian ada visi misinya, dan juga ada kreatif lain lah supaya
ada orang yang setidaknya mampir sebentar untuk membaca baleho yang kalian pasang.
2. Promosi melalui Kalender dan Kartu Nama
Nah yang ini, kalau sudah musim politik pasti kebanyakan dari
kalian sudah banyak mendapatkan kalender gratis dari partai maupun para
tokoh-tokoh politik yang lagi mengikuti kompetisi di pemilu.
Kalian sudah pernah dengar belum lagu Gen Halilintar baru, yang
berjudul zig-zag, nah di beberapa lagunya mereka para anak-anak gen halilintar
mengklaim bahwa isi kalender dirumah kita, isinya foto mereka semua, bahkan
tetangga kita isinya foto mereka juga.
Apakah benar demikian ?
Penggalan lagu Gen Halilintar :
"Coba Ceks Kalender yang ada di rumah mu, isinya kita semua.
"Kalau tidak percaya coba Ceks Kalender tetangga mu.
Gimana ? Untuk sekarang sih kalender gue dan bahkan kalender
tetangga gue isinya para muka tokoh politik yang mempromosi dirinya untuk jadi
calon legislatif.
Jadi mungkin lirik lagu yang pas, kayak gini kali iya,
"Coba Ceks kalender yang ada dirumah mu, isinya muka para Tokoh Politik semua", 🤣
"Kalau tidak percaya, Ceks kalender tentangga mu, sama itu juga 😂
Jadi mungkin lirik lagu yang pas, kayak gini kali iya,
"Coba Ceks kalender yang ada dirumah mu, isinya muka para Tokoh Politik semua", 🤣
"Kalau tidak percaya, Ceks kalender tentangga mu, sama itu juga 😂
Kalender ini juga sering dan banyak digunakan para tokoh politik dalam
mempromosikan diri mereka, karena kalender sangat dibutuhkan semua orang untuk melihat hari dan tanggal terutama tanggal merah. Lah itu gue.
mereka dengan sukarela membagikan hampir lebih dari seratus lembar hanya untuk kalender yang ingin dibagikan, tapi tetap diselipkan sedikit tentang profil mereka, tidak masalah, yang penting kalendernya dapat berguna.
mereka dengan sukarela membagikan hampir lebih dari seratus lembar hanya untuk kalender yang ingin dibagikan, tapi tetap diselipkan sedikit tentang profil mereka, tidak masalah, yang penting kalendernya dapat berguna.
Selanjutnya, kalau sudah kalender biasanya sekalian dengan
membagikan kartu nama mereka.
Ini juga penting sih, iya tanpa kartu nama atau identitas, kita
sebagai pemilih, tidak bakalan mengenal mereka siapa. Biasanya satu paket kartu
nama di iringi dengan kalender. Bahkan kalau di tempat gue, karena ada tradisi
setiap lebaran orang bagikan air kaleng, baik itu perusahaan maupun orang
pribadi sebanyak satu kess (kotak), Bahkan lebih. Sebagai tanda selamat lebaran
dan kalau di musim politik kebanyakan para tokoh-tokoh politik Nyang ngasih nih
beserta kartu nama mereka, sekali dayung gituhh.
3. Promosi Silahturahmi atau Datang Langsung ke
tempat Konstituen (Pemilih)
Nah yang ketiga, ini lebih efektif untuk para pemilih mengenali
calon anggota legeslegis maupun Presiden yang akan mereka pilih, karena dengan datang langsung dan bertatap muka, para tokoh politik bisa langsung dekat dan bersilahturahmi dengan pemilih mereka, agar percaya dan yakin memilih dia.
Mereka secara langsung mempromosikan diri mereka, visi misi dan
tujuan mereka untuk mendapatkan pemilih, ini biasanya dilakukan dengan cara
mereka datang langsung ketempat atau juga para pemilih lah yang datang ketempat
para tokoh politik tersebut.
4.
Promosi dengan memberikan Marcendais dan sejenisnya.
Promosi
ke empat ini juga sering di gunakan para tokoh politik dalam mengakrabkan
dirinya kepada masyarakat, iya mereka dengan suka rela memberikan Marcendais
ini sebagai silahturahmi politik. Marcendais ini di berikan gratis dan
secara cuma-cuma oleh mereka para tokoh politik.
Marcendaisnya itu berupa gelas, mangkok, gantungan kunci, jam dinding dan juga kipas tangan, Udah macam Marcendais di kawinan gitu, dan gue salah satu kecipratan dapat Marcendais kayak gini.
Marcendaisnya itu berupa gelas, mangkok, gantungan kunci, jam dinding dan juga kipas tangan, Udah macam Marcendais di kawinan gitu, dan gue salah satu kecipratan dapat Marcendais kayak gini.
Marcendais tersebut tetap dalam bentuk promosi, seperti di
gelasnya ada foto para tokoh politik dengan nomor urut pilihan mereka.
Ada yang dapat promosi kayak gini ?
Cuma mau nebak Jenggo asal aja nih, kemungkinan sama dengan gue, dirumah kalian juga ada dapat gini kan, baik itu dari Marcendais undangan pernikahan maupun Marcendais dari tokoh politik.
Cuma mau nebak Jenggo asal aja nih, kemungkinan sama dengan gue, dirumah kalian juga ada dapat gini kan, baik itu dari Marcendais undangan pernikahan maupun Marcendais dari tokoh politik.
Iya hitung-hitung lumayan sebagai tambahan perlengkapan rumah
kita, syukuri aja karena Marcendais ini adanya cuma beberapa tahun aja, kalau
lagi musim, sama seperti hujan ,hehe, piss.
5. Promosi Melalui Media Sosial
Kalian pembaca blog ini pasti sudah seringkali mendengar para
tokoh politik bicara tentang milenial dan milenial. Yang salah satu cara
mempromosikan diri mereka yaitu melalui media sosial, untuk sekarang ini sih
promosi ini yang lebih efektif para tokoh politik dikenal pemilih nya.
Tapi belakangan ini, menurut gue menjadi kegelisahan tersendiri,
kenapa ? Karena dengan sosial media ini orang yang aktif di dunia sosial
media sekarang atau sering dikenal dengan netizen lebih gampang mengeluarkan
opininya. Tapi karena kebebasan beropini dan ada wadahnya seperti sosial media,
orang yang menggunakannya jadi mengunakan itu sebagai hal yang berlebihan bukan
opini yang membangun, bukan kritik yang memberikan solusi tapi kebanyakan
hujatan yang tidak bermanfaat, dan ini juga digunakan di dunia politik.
Pasti kalian semua sudah sering melihat dan membaca perdebatan di
sosial media tentang perbedaan pilihan. Dan akhirnya mereka saling menghina
satu sama lain. Terlebih saat ini pemilihan presiden.
Nah sebetulnya apa yang mereka ributkan, sampai ada sebutan cebong dan kampret. Bahkan sumber informasi sangat cepat tersalaurkan melalui sosial media dan inilah yang menjadi senjata para politikus untuk menjatuhkan lawan politik, padahal nantinya yang akan mengendalikan negara adalah mereka itu juga.
Nah sebetulnya apa yang mereka ributkan, sampai ada sebutan cebong dan kampret. Bahkan sumber informasi sangat cepat tersalaurkan melalui sosial media dan inilah yang menjadi senjata para politikus untuk menjatuhkan lawan politik, padahal nantinya yang akan mengendalikan negara adalah mereka itu juga.
Ok lah ribet kalau di terusin tentang yang tadi, jadi intinya
sosial media sangat berpengaruh besar bagi para tokoh politik dalam
mempromosikan diri mereka agar dipilih menjadi wakil rakyat maupun pemimpin
negeri ini.
6. Promosi Tidak Sehat (Serangan Fajar)
Terakhir, kalau pemilih yang sudah memilih berapa kali pasti tau
tentang istilah yang namanya serangan fajar. Taktik promosi ini adalah salah
satu ketidak pedean para tokoh politik dalam mempromosikan diri mereka. Mereka
yang takut kalah akan mengunakan cara ini untuk mendapatkan suara pemilih atau
konstituen.
Serangan fajar ini sering terjadi di negara berkembang indonesia
ini. Karena emang masyarakat indonesia yang masih bingung dalam menentukan
pilihan, akan kemungkinan besar, menerima promosi ini. Inilah yang dimanfaatkan para tokoh politik curang, dalam bersaing untuk mendapatkan suara pemilih.
Jadi sampai sekarang, promosi ini masih sering dilakukan, bahkan
yang kemaren ramai diberitakan di media, salah satunya TV, telah tertangkapnya
salah seorang tokoh politik dengan KPK dalam kasus korupsi yang nantinya
bakal digunakan untuk dibagikan ke masyarakat yang masih bingung untuk memilih
siapa.
Menurut gue sih, kenapa ini bisa terjadi, pertama untuk pemilih yang masih bingung dengan pilihan mereka ditambah iming-iming uang, yang menurut sebagian orang lebih berguna.
Dan untuk dari sisi sebaliknya, ini ketidak pedean para tokoh politik dan rasa pesimistisnya mereka yang tidak yakin bahwa mereka akan di pilih dan maju sebagai wakil kita dalam mengawasi negara.
Yah dalam kopetinsi gini aja tidak pede, apalagi jadi wakil rakyat.
Apa yakin kalian akan memilih orang yang kayak gini. Mau diapain negara sama dia yang tidak pede pada dirinya sendiri.
Dan untuk dari sisi sebaliknya, ini ketidak pedean para tokoh politik dan rasa pesimistisnya mereka yang tidak yakin bahwa mereka akan di pilih dan maju sebagai wakil kita dalam mengawasi negara.
Yah dalam kopetinsi gini aja tidak pede, apalagi jadi wakil rakyat.
Apa yakin kalian akan memilih orang yang kayak gini. Mau diapain negara sama dia yang tidak pede pada dirinya sendiri.
...
Oke segitu lah pembahasan dan opini lepas dari gue, jadi kalian
lebih suka promosi yang mana ? atau ada promosi yang lain yang belum dibahas
disini.
Owh iya maaf jika ada kata yang menyinggung, ini hanyalah opini belaka.
Owh iya maaf jika ada kata yang menyinggung, ini hanyalah opini belaka.
Intinya sih beberapa hari lagi, tinggal menghitung hari lagi kita
akan ada even besar yaitu pemilihan langsung Presiden dan Wakil Presiden,
pemilihan anggota DPR daerah dan Pusat, yang nantinya akan menjadi wakil kita
mengawasi negeri ini.
Jadi yah sebagai warga negara yang sudah punya hak suara untuk
memilih, pilihlah yang menurut kalian yakin akan menitipkan negeri ini ke dalam
kepimpinan dan pengawasan kepada mereka nantinya.
Tulisan ini tidak di bayar oleh KPU, inisiatif sendiri, sayang
jika kita golput. Jujur tidak ada pemimpin terbaik tapi pilihlah pemimpin yang
sesuai dengan pemikiran kalian sebagai pemilih. Negeri ini ditangan kita dan
mereka orang-orang yang terpilih nantinya. Dan satu lagi jika kalian sudah tau
siapa yang akan kalian pilih nantinya, hargai pilihan orang lain yang mungkin
tidak sama dengan kalian. Karena bukan perdebatan mana yang terbaik, tapi
Indonesia akan maju nantinya apabila kita sama sama menjaga negeri ini, sama
sama mengritik dan memberikan solusi, agar negara ini lebih baik dan lebih baik
lagi.
AYO DATANG KE TPS tanggal 17 April 2019
Sekian terimakasih. 🙏
Ulasannya menarik sekali. Menyingung orang tapi yang disinggung tidak akan terasa.
ReplyDeleteKalau saya melihat mekerting dalam memilu, dari segi ekonomi saja. Akan terjadi perputaran ekonomi yang sungguh luar biasa, entah dari baliho, pamlet, kelender, marcendais, sembaok dan yang lainnya. Perusahaan cetak, kebanjiran order. Belum lagi orang yang nganggur jadi kerja, karena dapat job pasang baleho di jalan-jalan.
Selama, kandidatnya mengeluarkan modal dari kantong pribadinya, dan dari sumbangan perusahaan dengan harapan dapat keuntungan. Saya rasa, kecil sekali perubahannya.
Seharusnya rakyat yang menyumbang itu kandidat, bukannya justru ingin dapat serangan fajar. Tapi bagaimana lagi, ah sudah tradisi.
Betul mas, setidaknya di tahun politik beberapa industri usaha jadi laku, seperti penjualan baleho yang meningkat 😂
Deletewah serem juga ya gan ada promosi tidak sehat getu, tapi kalau ada serangan fajar getu, boleh juga dapat uang nya, tapi memilih nya masih dalam pertimbangan gan hhhh :D
ReplyDeleteHaha, hati-hati mas, kalau tidak dipilih, nanti di cariin loh 😂
DeleteBetul Gan apapun cara dilakukan para calon Atau Caleg demi mendapat kursi jabatan..😄😄
ReplyDeleteBahkan ada pula yang mengiklankan melalui media electronik, Hingga hijrah kekampung2..😄
Iya kan, 😁😂
DeleteMakin banyak orang tiba-tiba datang kekampung2 untuk Silahturahmi.
Banyak banget sih strategi marketing mereka. Bahkan saking banyaknya, otak saya sampai membludak. Kenapa? Karena saya jadi lihat marketing mereka di mana-mana. Hehe...
ReplyDeleteNamun, semoga cara marketing mereka cara yang baik semua, nggak ada serangan fajar. Aamiin...
Salam kenal Kak.
Salam kenal kembali 😀
Deletebahkan menurut sumber yang belum jelas asal usulnya, ada foto calon legislatif perempuan yang agak lucu kata-katanya, coblos saya, sudah terbukti rasanya :D
ReplyDeleteWah-wah, bener juga nih 😁
DeleteDi beberapa sudut kotaku, banyak spanduk dan bendera partai ngumpul di satu area ..., penuuuh banget.
ReplyDeleteSampai bingung ngelihatnya :D
Iya sampai banyaknya malah bikin merusak pemandangan kan mas.
DeleteKwkwkw aku kok ngakak ngebayangi sesama baleho eyel-eyelan minta dipilih karena merasa lebh baik yak😂😆bhahaha. Kayaknya rame dan seru banget itu mah😂😂😂😂😂..
ReplyDeleteBtw, tempatku sering bangt tuh dikasih' cangkir yg ada cap nya hahaha cap calon ... Bukan cap elang😂😆
Lumayan dapat cangkir gratis, hehe
Deleteyang pasti saat2 sekarang ini percetakan advertising banyak kebanjiran job yaa.. bikin sepet aja di jalan di mana2 banyak spanduk dan baliho caleg hahaha..
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu
Iya nih, percetakan pastinya kebanjiran job.
Deletebiar nggak lupa dan selalu ingat update terbaru di blog sobat, ijinkan saya untuk follow blog sobat ;)
ReplyDeleteTerima kasih mas 🙏
Deletesekarang sih lebih promosi di grup wassap
ReplyDeleteIya grup WhatsApp juga banyak digunakan,
DeleteUntuk promosi
DeleteKalo udah ngomongin politik mah gw tepok jidat doang-_-'
ReplyDeleteHaha, orang yang ikut politik pada ribet sendiri iya za 😂
Deletepas masuk hari tenang, mataku seolah terselamatkan kak. berasa adem banget sepanjang jalan spanduk baleho udah dicopotin, hhh
ReplyDeleteHaha, sama berarti.
Deletemenarique bosqu hehe. menurutku nih ya, baliho tuh sekarang udah kurang efektif gak sih, udah ngotor2in kota, dan gak udah gak terlalu bisa munculin awareness atau narik perhatian kita, apalagi desain yang gitu2 aja, orang jalan juga mana merhatiin. mending bikin yang berguna2 gitu, kayak mug, kalender, atau apalah yang berguna, itu kalau di kampung ya atau yang masyarakatnya kebanyakan orang tua. tapi kalau di kota kebanyakan udah pake sosmed sih walaupun baliho masih tetep ada, krn kan sasarannya org2 yg udah melek teknologi apalagi partai yang fokus ke anak muda. semoga aja kedepannya baliho semakin berkurang biar gak pusing jalanan kotor.
ReplyDeleteIya di era digital dan sosial media sekarang, baleho sudah kurang efektif lagi untuk memilih akan memilih mereka.
DeleteEnek lah, enek. Yang baliho terutama. Ngotor-ngotorin pemandangan, asli.
ReplyDeleteHaha, berarti sama kita, sebetulnya jengah lihat poster baleho yang di Tarok disembaranagan tempat, merusak pemandangan 😂
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete😪
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete