Monday, July 2, 2018

Generasi Tik-Tok, Generasi apaan !!! [OPINI]



Breaking News. Dunia Netizen bagian Indonesia saat ini, dihebohkan dengan sebuah aplikasi yang bernama Tiktok. dengan pengaruh besar aplikasi ini, muncullah sebuah generasi sekarang yang disebut dengan Generasi Tiktok.

Generasi Tiktok, generasi apaan !!

Ada yang tau dengan generasi ini ??. Oke belakangan ini di sosial media gue, seperti Instagram dan Youtube, banyak orang membagikan sebuah aplikasi yang berbasis ke musik lipsing ini di Instagramnya masing-masing, dan juga membahasnya di Youtube.

Ada konten dan pendapat positif ada juga konten yang negatif tentang aplikasi ini.

Nah di postingan ini, gue ingin beropini dan memberikan pendapat gue tentang aplikasi Tiktok ini dan generasinya. Sebelumnya jujur, sampai saat ini gue belum pernah main ini aplikasi, bahkan tidak terpikiran untuk Download aplikasi tiktok tersebut. Yah sampai saat ini iya, tidak tau nantik. Lahhh


Sebetulnya banyak orang yang membahas tentang fenomena aplikasi ini, mulai dari Youtube, Instagram, Facebook dan Twitter. 

Dan kali ini gue mencoba membahas pendapat dan tanggapan aplikasi ini, versi gue. Sebelum buat tulisan ini, adalah sedikit riset dan mencari tau seadanya itu aplikasi dan hasilnya ini pendapat gue tentang aplikasi tersebut. 

Aplikasi Tiktok ini sebuah Jejaring Sosial, fiturnya yaitu aplikasi Video Musik dengan effek yang menarik untuk pengunanya. Aplikasi ini berasal dari negara Cina. Owh tiktok ini buatan Cina.


Dari yang gue lihat penguna aplikasi ini, salah satu penguna paling banyak adalah negara indonesia. Yaialah sampe isi konten instagram gue aplikasi ini semua. 

Tapi menurut gue iya, aplikasi ini mirip tidak sih dengan aplikasi yang ngetred di tahun sebelumnya yaitu Dubsmash. Betul tidak sih. Bedanya tiktok ini lebih kemusiknya. Yah ibarat lipsingan lah.





Nah yang menjadi perdebatan dikalangan netizen wilayah indonesia yaitu dengan banyaknya penguna, membuat aplikasi ini menjadi pandangan yang buruk. Seperti aplikasi tiktok adalah aplikasi bodoh. Yang lagi dibahas di youtube dan internet saat ini. Artis tiktok yang Starsynrome dan Meet and Greet per-bayar. 

WADAW TIKTOK sudah ada artisnya. 

Seberpengaruh besarkah tiktok di Indonesia ?

Baiklah gue akan bahas satu demi satu.


1. Tiktok Aplikasi Bodoh

Pertama, para netizen yang kontra dan tidak suka dengan aplikasi ini, menyebutnya dengan aplikasi bodoh.

Apakah benar aplikasi ini aplikasi bodoh, atau membuat orang menjadi bodoh. Menurut gue kebalikannya. Disini, gue bukan membela itu aplikasi, tapi dalam segi Bisnis, yang buat aplikasi ini adalah orang pintar. Kenapa, gampang, alasannya mereka berhasil mempopulerkan aplikasi mereka, dan menjadikan indonesia sebagai konsumen aplikasi mereka. 
Pinter tidak tuhh.

Indonesia saat ini, menjadi pangsa pasar terbesar terhadap aplikasi kayak gini. Apalagi indonesia merupakan negara penduduknya yang aktif di internet, hampir penuh waktunya menghabiskan di internet.

Maka dari itu, aplikasi ini gampang dikenal dan digemari di indonesia.

Nah disini, kenapa menjadi kontoversi di indonesia, karena banyak pengunanya, jadi konten-kontennya pun, ada yang mengarah ke Positif dan juga Negatif.

Yang patut dipersalahkan bukan Aplikasi Tiktoknya, bukan keseluruhan penggunnya juga, tapi ada sebagian yang membuat konten ini menjadi tidak etis dan bersifat konten negatif.

Gini, sebuah aplikasi atau apapun, akan bersifat positif, apabila dipergunakan sebagaimana mestinya, dan akan menjadi sangat buruk, apabila digunakan secara yang tidak baik. 

Nah di Indonesia kenapa menjadi Viral dan diperbincangkan netizen, karena sebagian besar penggunanya mengarah ke yang negatif.

Contohnya main tiktok sambil pamer tubuh, dan yang paling parah salah satu penggunanya, memanfaatkan tiktok ini untuk senang - senang yang tidak pada tempatnya. Seperti mempermainkan gerakan Sholat  dengan dilatar belakang aplikasi ini. Maka dari itu, terjadi giringan opini netizen kearah yang membuat bahwa aplikasi tersebut tidak pantas digunakan. 

Muncullah sebuah pernyataan bahwa aplikasi Tiktok ini sebuah aplikasi pembodohan, yang membuat pengunanya jadi bodoh *inilah opini netizen saat ini. Coba dah, kalian bandingkan dengan penguna tiktok di negara asalnya Cina. Berbeda dengan di Indonesia, karena pengguna disana tau benar bagaimana mengunakan aplikasi tiktok tersebut.

Dan satu lagi, yang membuat aplikasi ini makin terkenal, yaitu banyak orang yang tidak suka dengan sesuatu hal, termasuk aplikasi ini, pasti jatuhnya Ngejude dengan kata - kata yang tidak pantas dan tak seharusnya dituliskan melalui sosial media. 

Gini iya, percuma, walaupun kalian tidak pernah memainkan dan mendownload itu aplikasi. Tapi aktif mengakatain hal yang tidak baik terhadap itu aplikasi, semakin kalian mengatain itu aplikasi, Branding aplikasi itu akan semakin meningkat, bahkan dikenal dan jangkauannya akan lebih luas.

Gimana cara seharusnya, gini toh. Itu aplikasi tiktok adalah sebuah bisnis Startup hiburan, kontenya dibuat dan dikendalikan oleh perusahaan.  

Caranya dengan membandingkan aplikasi yang serupa, yang kalian anggap aplikasi yang berguna dan bermanfaat buat kalian sendiri, orang terdekat, maupun seluruh warga indonesia.

Sebuah bisnis harus dilawan dan ditandingi dengan bisnis. Jika kalian hanya mengatakan aplikasi itu tidak ada manfaatnya dan pembodohan, itu percuma, aplikasi kayak gitu tidak berpengaruh dengan hal begituan, bahkan bisa menjadi lebih naik lagi namanya.

Menurut gue ada beberapa aplikasi yang hampir serupa, tapi beda kontek, yang jauh lebih bersifat Positif. Salah duanya yaitu aplikasi Quran Indonesia Projek dan Ruang Guru

Yokk bantu dan share aplikasi kayak gini, supaya mereka mendapatkan pangsa pasar yang besar di Indonesia. Dan mungkin aplikasi ini dapat memberikan pandangan positif terhadap internet. Yang kebanyakan aplikasinya digunakan diseluruh umur. Dari anak kecil sampai dewasa mereka semua sudah melek Internet.




YOK BANTU SHARE APLIKASI YANG KALIAN ANGGAP BERMANFAAT UNTUK PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA SAAT INI.



2. Artis Tiktok yang Star Syndrome

Gue baru tau, kalau aplikasi tiktok ini, mempunyai artisnya sendiri. Segitu gampangnya mereka membranding nama mereka melalui aplikasi ini, hingga nama mereka menjadi besar dan berpengaruh di di dunia internet saat ini.

Mereka artis tiktok ini, bahkan mempunyi nama pangilan artisnya sendiri yaitu MUSER. WAW

Kalau di Youtube dipanggil dengan youtuber - mereka yang berpengaruh dengan konten Video yang di share melalui youtube. Di twitter dipanggil selebtwitt - mereka yang berpengaruh karena tulisan di twitter mereka, yang disukai banyak orang. Di Instagram dipanggil dengan Selebgram - mereka yang berpengaruh karena photo yang di share di instagram miliknya. Blogger bisa di sebut Artis Blogger yang berpengaruh dan disukai tulisan di blognya. 

Nah kalau di tiktok dipanggil Muser mereka yang, apa iya ???

Karena gue bukan penguna aplikasi ini, jadi gue tidak tau bagai mana supaya terkenal karena aplikasi ini. Yang gue lihat sih, ini aplikasi hanya membantu kita untuk berekpresi melalui musik.

Pembahasanya adalah artis tiktok yang Star Syndrome. Kenapa bisa terjadi, menurut gue sih, ini wajar, semua orang yang tidak siap terhadap branding diri dia sendiri dan secara cepat namanya dikenal oleh banyak orang, mereka akan kaget dengan perubahan sosialnya, dari yang biasa aja, menjadi luar biasa. Jadi mereka belum siap. Nah timbulah prilaku yang diluar taraf wajar.

Dan pembahasan lagi, aku baru tau kalu aplikasi tiktok ini berbasis sosial media. Berarti bukan hanya sebuah aplikasi, tapi juga terdapat perbincangan dan interaksi sosialnya di aplikasi tiktok ini.

Nah ini, yang gue kurang setuju dengan sosial media sekarang ini, untuk pengunanya tidak dibatasi umur. Umur berapa aja bisa mendaftar ke semua jejaring sosial yang kita mau, sepeti facebook, instagram, twitter, youtube dan tiktok. 

Jadi semua bisa menjadi penguna media sosial.

Teringat dulu waktu jamannya sosial media yang lagi hits-hits pertama di indonesia Friendster dan Facebook yang baru muncul, mereka mewajibkan penguna mereka dengan umur tertentu, yaitu 17 tahun keatas. Jadi yang boleh mengunakan aplikasi ini hanyalah yang sudah berumur segitu.

Gue waktu pertama kali mengenal sosial media keduanya itu kisaran umur 15 tahun lah. Jadi untuk memainkanya gue harus berpura-pura memasukan identitas umur 17. Saat itu gue berpikiran bakal gimana iya kalau ketahuan, pasti ketangkap polisi, haha. *jauh.

Lah sekarang ini, umur berapa aja bisa milih memainkan sosial media apa aja, bayi yang baru lahir aja, dikasi nama terus muncul instagramnya. Belum berumur aja, sudah ada sosial medianya, segitu mudah sekarang orang memainkan sosial media umur berapa aja, bahkan bukan hanya anak kecil aja, emak gue juga sekarang sudah punya akun Facebooknya sendiri wadaw.

Ini juga nih berpengaru negatif, yaitu para pengguna Internet yang masih muda. Mereka belum bisa mengontrol emosi mereka.

Yah kalau dari strategi marketing mereka, kenapa mereka tidak menetapkan batas umur, karena jumlah konsumen mereka akan berkurang, apalagi di indonesia, bisa tidak terhitung jumlah anak kecil dibawah umur memainkan sosial media. Bahkan mereka sendiri yang mengelola tanpa ada pengawasan orang tua, lah iya orang tuanya aja juga main sosial media. 

Jadi sama- sama penguna sosial media.

Dan satu hal lagi yang ingin gue bahas yaitu Fans Syndrome, penggemar yang belebihan atau sering disebut dengan Gropies dan sekarang bisa dibilang fans Garis Keras. Mereka dengan royal mendukung artis kesayangan sampai di batas yang cukup kurang wajar. 

Seperti mengagungkan idolanya sampai menganggap idolanya sebagai tuhan. Huhh 😌😌😌😌😌

Ini faktor kenapa muncul adanya artis tiktok, yaps disetiap idolah pasti ada penggemarnya.

Yang menjadi permasalahanya, untuk sekarang, diera yang modern dan digital ini, orang atau sebutlah penggemar lebih gampang menjadikan seseorang untuk ia sukai. Dulu sebutlah artis, untuk dikenal oleh kalayak orang, harus menciptakan sesuatu, harus membuat dulu karya yang akhirnya dia dan karyanya dikenal banyak orang dan akhirnya dikenal dan disukai banyak orang dan munculah sebuah penggemar yang menyukai orang tersebut.

Sekarang seseorang mah gampang jadi terkenal, dan banyak aplikasi saat ini yang membuat mereka dikenal banyak orang, seperti Instagram, twitter, youtube dan sekarang TIKTOK. Dari sinilah mereka dikenal dan digemari oleh banyak orang. Yahh walaupun diaplikasi tersebut dia tidak mempunyai sebuah karya, hanya modal tampangnya keren dan cantik, bisa disukai banyak orang.

Nah inilah terjadi Star Syndrome dan Fans Syndrome. Seseorang dengan gampangnya menyukai sebuah tokoh, artis menjadi idola. Walaupun tidak megeluarkan karya sama sekali, hanya.dengan modal yahj gitulah. Dan seseorang dengan mudahnya disukai dan digemari penggemarnya, hanya dengan aplikasi sosial media saat ini.


























Makanya, sekarang pandangan sosial media itu berubah, yang sebelumnya hanya sebagai tempat silahturami, ajang berekspresi dan menjadikan tempat hobi atau meletakan karya kita yang dibuat. Sekarang, untuk saat ini, pandangan itu semua berubah menjadi ajang popularitas. Menjadi tempat gimana sih menyadi terkenal.

Makanya sekarang disosial media, banyak orang yang gila popularitas

Kak add facebook aku lah, 

Follow aku iya.

Aku sudah follow, jangan lupa followback iya " tulis dikomentar. 

Dengan beraninya belum kenalan sudah tulis ginian di komentar.

Karena aku orangnya baik jadi saat itu aku follow lah, ehh Pas sudah di follow dia langsung meng Unffolow. Kan anj***. Ahh sudah lah.

Ada lagi, menulis di profil instagram mereka, yang unffolow aj***, yang mengunfollow meningggal, yang menfollow ketahuan bakal masuk penjara, lah serem amat hanya untuk pengikut di instagram.

Di youtube lagi, jangan lupa Subscribe iya, bantu channel aku iya dengan saling Subscribe.




Nah ini, terjun ke industri digital tapi tidak siap. Dan hanya mencari popularitas aja.

Kalau aku yang saat ini masih menempatkan diri sebagai konsumen, misalkan facebook aku akan meng-add orang yang aku kenal. Untuk di Youtube dan Instagram samaa, dan juga iya, kalau aku suka, tidak usah disuruh, pasti aku follow dan subscrabe.


3. Meet and Greet  Artis Tiktok Perbayar

Yoo, ini yang lagi diperbincangkan dikalangan netizen. Yapss Meet and Greet Perbayar. Dari yang gue lihat ini meet and greet menjadi fenomenal dikarenakan ada tarif yang ditetapkan, dengan tarif yang luar biasa, diluar kewajaran menurut masyarakat netizen di Indonesia.

Disini si artis dan manajernya atau sebut saja teamnya, megadakan sebuah even untuk mempertemukan yang katanya artis dengan pengemarnya dengan tema Meet and Greet.


Nah menurut gue, sekali lagi dalam konteks Bisnis, ini adalah biasa dan legal. Tidak dipermasalahkan dalam hukum bisnis. Kanapa gue menghubungkan ke bisnis, yaps jawabanya ini sudah menjadi  peluang bisnis si-artisnya ataupun manajemen mereka.

Tapi, ada tapinya, untuk hukum sosial dan sekarang ini ada lagi namanya hukum netizen, kegiatan ini adalah hal yang tidak wajar, bahkan sampai diperdebatkan, karena hal semacam ini, apalagi konteksnya meet and greet tidak logis untuk dijadikan bisnis, apalagi kontennya hanya silahturami artis dan pengemar, makan bersama dan tanya jawab antara mereka. 

Bukan seperti perbayar biasanya yaitu konser musik dan workshop pelatihan.

Siapa yang dipersalahkan disini, 

menurut gue iya semua kalangan, artis tiktoknya salah, manajemennya salah, penggemarnya salah, dan kalian yang menghujat dan menghina mereka juga ikut salah.

Kenapa bisa terjadi hal semacam gini. 

Yaps kembali lagi Indonesia merupakan negara aktif dalam Internet, pengunanya bahkan semua kalangan umur. Di sini yang gue lihat, pass artis tiktok tersebut memposting brosur undangan acara tersebut di Instagramnya, ada banyak respon dan kalangan netizen indonesia saat itu. 

Yahh yang gue lihat sihh tadi, banyak komen negatif sampai rela berkata kasar untuk meluapkan emosi dan menuliskan kekesalannya di komentar si-artis tsb. 

Dan terlepas dari komentar yang negatif, ada yang berkomentar seperti mengiyakan komentar tersebut.

Contohnya.
* Ikutan yokk, satu team tuhh.
* Aku pasti datang kak

Nah disini kita sudah bisa lihat ada konsumennya, ada Pangsa Pasar dari brosur acara tersebut. 

Maka dari itu manajemennya berani menarifkan untuk acara M&G tersebut. Terjadilah Meet and Greet perbayar yang lagi ramai dibicarakan saat ini.





Yahhhh menurut aku, ini menjadi bisnis yang menarik-lah buat kalian para pelaku bisnis. Dengan meletakat tarif harga 100K per-orang, yang datang seratus orang, kalian sudah mendapatkan pendapatan kotor 10 Juta. Dan dikurangi tempat yang katanya privat dan ditambah makanan dan snack mungkin pendapatan yang bisa kalian dapat sekitar 7 atau 8 Juta per acara tersebut. 

Menjanjikan bukan.

Sekali lagi dalam segi bisnis, ini tidak ada larangan dan sah saja. 

Tapi di pandangan dan dari segi Hukum Netizen, ini merupakan hal yang tidak wajar dan tidak etis, karena hanya melihat kontennya kayak gitu. Ditambah lagi ada peraturan Photo sekali, Photo dua kali dan peraturan lainnya. Yahh disayangkan sih.





Ini saran gue buat kalian para pelaku bisnis tersebut, atau manajemen yang katanya artis ini. 

1. Biar tidak jadi perdebatan panjang dan menjadi hal yang negatif, ada cara lain yang bisa dilakukan kayak gini. Misalnya kalian bisa mencari Brand Ambasador atau dukungan sponsor dalam acara yang akan kalian buat.

Dengan adanya Sponsor, kalian tidak perlu menarik tarif dalam acara meet and greet kalian. jadi terdapat take and givenya. Kalian mendapat keuntungan dari sponsor, sedangkan Sponsor dapat memperkenalkan produk yang di tawarkan ke konsumen mereka, melalui pengemar artis yang datang diacara tersebut. Dan si-artis bisa bersilahturami dengan penggemarnya. Dan tidak lagi muncul perdebatan dikalangan netizen indonesia.

Ada contohnya nih, salah satunya dari grup SABYAN GAMBUS, dibawah ini posternya. Meet and greet mereka tidak dikritik. Bahkan mereka bisa membantu mempromosikan produk mereka melalui penggemar SABYAN GAMBUS.

Gampangkan, 



2. Kalian para manajemen yang katanya artis tiktok ini, kalian lihat dulu dah, konsumen kalian gimana. Yang aku lihat pasar atau pengemar yang ikut diacara kalian buat, yaitu merupakan kalangan umur antara 17 tahun kebawah, bahkan bisa diurutkan, kebanyakan dari kalangan yang masih bersekolah SMP bahkan masih SD. 

Jadi memang betul kata netizen, jika kalian kasih tarif 100K per-orang, atau sampai 350K per -orang untuk artis yang kalian tangani, ini merupakan hal yang tidak wajar, gue setuju dengan netizen.

Untuk seukuran anak SD dan SMP, mereka belum bisa mencari uang sendiri, belum bisa mengontrol keuangannya sendiri. Bahkan mereka hanya mendapatkan uang dari orang tuanya. Jadi, jika kalian tetap menarik tarif yang fantastis diluar dari kemampuan konsumen kalian, yang disini pengemar artis yang kalian tangani. Kalian terlalu tega atau memang tidak ada perasaan terhadap pengemar artis kalian. 

Yang mengemari penggemarnya harus bayar.


Yah, saran gue iya, kurangilah harganya sesuai kemampuan pengemar kalian atau artis kalian sesuai dengan kemampuan mereka. Dan lebih baik lagi, tidak usahlah bayaran kayak gini lagi. Cari sponsor gih, biar penggemarnya bisa ketemu dengan artis secara gratis.


Sekarang gue akan membandingkan  dengan beberapa Influencer, kenapa acara kalian itu sangat tidak etis di hukum sosial atau hukum Netizen

Pertama Raditya Dika, beliau ini, mengratiskan orang untuk menonton karyanya di youtube. Dan harga bukunya satu buah kisaran hanya 60K.  Dia tau konsumen dan kemampuan pengemarnya, makanya hanya segitu harga buku yang dia jual. film yang dibuatnya hanya kisaran tiket bioskop 40K. Jadi inilah yang membuat acara yang hanya meet and greet tidak etis dikalangan netizen. 




Satu lagi, ini yang membuka pandangan gue tentang industri yang kayak gini, biasanya ada grup band atau artis yang mengadakan konser di tempat gue, Gue sempat berpikiran ahh malaslah nonton konser kayak gitu mahal. Padahal cuma 40K atau 80K per Tiket. Ini lah pandangan gue saat itu. yah walaupun tetap dibeli juga. namanya juga masih SMA.

Kemaren gue lihat sebuah brosur pertunjukannya Pandji Pragiwaksono dan pandangan gue saat itu, harga tiketnya itu terlalu mahal. Tapi setelah melihat harga Meet and Greet Artis Tiktok yang harganya hampir menyaingi dan menyamai sebuah pertunjukan dari Pandji.

Pandangan gue berubah.

Pertunjukan Tur StandUp Comedi Pandji merupakan hal yang taraf wajar. Beliau tau benar target pasarnya dan orang yang menonton pertunjukan beliau, juga sudah diperhitungkan. 

Beliau, Pandji, Influencer ini, pernah berkata bahwa pengikut dia yaitu adalah orangtua dari pengikut atau pengemarnya Raditya Dika. 

Jadi bisa disimpulkan yang bakal menonton pertunjukan beliau itu kisaran Umur 40 Tahun kebawah. Jadi diumuran segitu, dari segi keuangan, mereka sebagian besar sudah berpenghasilan sendiri dan sudah mapan untuk mengelola keuangan mereka. 

Jadi Pertunjukan yang ditawarkan Pandji Pragiwaksono, sebuah bisnis yang sesungguhnya. 

Dalam segi hukum bisnis ini wajar, dari segi hukum sosial juga wajar dan dari segi hukum netizen juga masih dalam taraf wajar dengan harga yang di tawarkan beliau. 

Nontonlah nanti, seandainya kalau beliau buat pertunjukan diacara tempat daerah gue. Biar yang kayak gini lebih meningkat di bandingkan yang dibahas diatas.








Kesimpulan dari semua argumen atau opini gue. Intinya sudah gue jelasin diatas. Iya untuk pelaku Internet, gunakanlah apapun, baik itu sosial media atau aplikasi dengan bijak. Dan berpandailah dalam mengunakan internet, internet itu semacam tombak bermata dua, jika digunakan dengan baik, akan berguna bagi pengunanya dan jika kalian mengunakannya hanya untuk keuntungan atau mengarah ke hal yang negatif, dampaknya akan kekalian juga nantinya.

Untuk aplikasi Tiktok, kalau gue boleh kasih saran, aplikasi kalian tidak cocok untuk dimainin anak kecil, kenapa, karena aplikasi hiburan ini, memiliki kecanduannya sendiri, ketika dimainkan. Jadi yah ada taraf umurnya lah untuk user aplikasi ini. Agar aplikasi ini terserap dengan baik.



Internet Negatif [ Penguna Tiktok Negatif]

A post shared by Bola | Viral | Kocak | Dubbing (@minang.kocak) on
















Internet Positif [Pengguna Tiktok Positif]





A post shared by Bola | Viral | Kocak | Dubbing (@minang.kocak) on


Itu ajadah opininya ✋😌

27 comments:

  1. Menurut saya generasi tiktok adalah generasi bodoh. Dan netizen Indonesia paling mudah terbawa arus yang ujungnya gak jelas. Dan saya pribadi gak ada niat sama sekali buat download ini aplikasi bodoh, hahahahahahahahaha...

    Good job mas, semoga artikelnya dibaca sama para tiktoker di tanah air. Jangan lupa dishare di sosmed pake hastag yang banyak mas.

    ReplyDelete
  2. Aplikasi paling najis yang pernah gw tau. Dan Alhamdulillah sekarang udah di blokir. Thanks pak menteri, udah menjauhkan generasi muda Indonesia dari generasi micin.

    ReplyDelete
  3. aplikasi goblok dan untungnya udah di block sama pemerintah. good job!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya suda di block, tapi sepertinya sudah dibuka lagi deh, mudahan pengunanya bisa dengan bijak mengunakan aplikasi tersebut.

      Delete
  4. Sekedar tahu dan gak pernah tahu gimana cara gunain tiktok, download juga gak, eh tau2 isu gak beres. Anehnya hal yang negatif cepat banget booming ya, Mas. Tapi ya sudahlah, udah di blokir.

    Semoga makin banyak yang baca nih tulisan ini, biar mereka pada tahu.

    ReplyDelete
  5. Semoga aplikasi ini tetep diblokir.. sehingga generasi muda terselamatkan.. tapi netizen juga sebaiknya engga ngebully2 bowo dan anak2 pengguna tiktok lainnya.. imho lebih baik dirangkul bukan dibully, karena mereka masih kecil, masih butuh dibimbing..

    -Traveler Paruh Waktu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju, walaupun dan bagaimana pun, bullying itu emang tidak baik bagi orang yang kena bully maupun kitanya sendiri.

      Delete
  6. Alhamdulillah semoga di blokir selamanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudahan iya mas, tapi sekarang katanya tiktok sudah, ahh sudah lah 😩

      Delete
  7. Haha,, ada plus minusnya,, tapi di play store tik tok masuk kategori aplikasi bodoh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, iya ya mas, kok bisa iya, di play store, kalau pencarian aplikasi bodoh yang keluar aplikasi tiktok.

      Delete
  8. Sama seperti komentar mas Andy.
    Aku sama sekali ngga pernah mencoba membuka aplikasi TikTok ..., lihat iklannya sih pernah tapi sama sekali ngga ada minat mencoba lihat seperti apa.
    Tau-tau muncul berita rame tentang pemblokiran aplikasi.
    Setelah kuikuti beritanya, baru aku tau penggunaaan oleh pengguna aplikasinya yang salah... , jadi melenceng ke hal yang tidak baik.

    Semoga jika diperbolehkan lagi akan ada filter pendeteksi ... , ada unsur pornografi baik di kalimat ataupun mengumbar tubuh langsung akun penggunanya diblokir.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju saya mas, perlu ada filternya, untuk aplikasi kayak gini.

      Delete
  9. Ya ada plus minus sih semua aplikasi juga. Btw, untungnya gue belum pernah install di hp. Hahaha

    Lengkap bgt ulasannya bro. Terus berkarya! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya tergantung bijak tidak para penguna aplikasi ini.

      Makasih rifqi.

      Delete
  10. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  14. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  16. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  17. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...